Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2025

5 Penyebab Peningkatan Sampah Sisa Makanan di Bulan Ramadan

Setiap bulan Ramadan, tren belanja makanan mengalami peningkatan drastis seiring dengan meningkatnya konsumsi rumah tangga. Pasar tradisional, supermarket, dan platform belanja daring dipadati oleh masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan berbuka puasa dan sahur. Beragam hidangan khas Ramadan, takjil manis, serta makanan siap saji menjadi incaran, sering kali dibeli dalam jumlah berlebih karena dorongan nafsu saat berpuasa. Namun, di balik kemeriahan ini, jumlah sampah sisa makanan juga meningkat secara signifikan. Banyak makanan yang terbuang karena tidak habis dikonsumsi atau dibiarkan terlalu lama hingga kedaluwarsa. Di berbagai rumah tangga dan acara buka puasa bersama, makanan sering kali disajikan dalam porsi besar tanpa perencanaan yang baik, sehingga berakhir menjadi limbah. Sampah organik yang menumpuk tidak hanya menciptakan masalah lingkungan, tetapi juga mencerminkan pemborosan di tengah masih banyaknya orang yang membutuhkan makanan. Jika tidak dikelola dengan bijak, eufor...

8 Ancaman Grey Water di Masa Banjir

Beberapa kita mungkin sudah terbiasa mengolah air limbah rumah tangga yang berasal dari tinja yang dikenal black water, namun kerap masih mengabaikan grey water. Apa itu grey water? Greywater adalah air limbah rumah tangga yang berasal dari sumber non-kotoran manusia, seperti air bekas dari: ✅ Cucian pakaian (laundry) ✅ Mandi & cuci tangan (shower, wastafel) ✅ Cuci piring & dapur (sink, kitchen waste) Greywater tidak termasuk air dari toilet atau tinja manusia, yang disebut blackwater. Ilustrasi Banjir di Permukiman Ciri-Ciri Greywater: Mengandung sabun, deterjen, minyak, lemak, dan bahan kimia ringan. Dapat mengandung bakteri, virus, atau sisa makanan yang berpotensi mencemari lingkungan. Jika dikelola dengan baik, greywater bisa didaur ulang untuk irigasi atau sistem penyiraman tanaman . Pengelolaan greywater saat ini secara umum masih bergabung dengan saluran drainase, kecuali di beberapa tempat yang telah terlayani jaringan IPAL domestik. Penggabu...

Dampak Ekonomi Banjir: Kerugian Hulu-Hilir dan Solusi Mitigasi

Banjir akibat bencana hidrometeorologi merupakan peristiwa alam yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi, angin kencang, serta perubahan pola iklim yang tidak menentu. Ketika hujan deras turun dalam waktu yang lama, daya tampung tanah dan sungai menjadi berlebih, menyebabkan air meluap ke pemukiman, lahan pertanian, hingga infrastruktur penting. Fenomena ini semakin diperparah oleh deforestasi, urbanisasi tak terkendali, serta buruknya sistem drainase. Akibatnya, banjir besar melanda berbagai daerah, merusak lingkungan, serta mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak ekonomi akibat banjir sangat dirasakan oleh masyarakat di wilayah hulu. Di daerah ini, sebagian besar penduduk bergantung pada sektor pertanian dan kehutanan. Ketika banjir datang, sawah dan kebun terendam air, tanaman mati, dan tanah menjadi rusak. Kerugian finansial tidak hanya berasal dari gagalnya panen, tetapi juga dari rusaknya alat-alat pertanian dan infrastruktur seperti ir...

Pentingnya Menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masa Banjir

Banjir merupakan bencana alam yang sering melanda berbagai wilayah, terutama di musim hujan. Dampaknya tidak hanya merusak fasilitas umum dan rumah penduduk, tetapi juga meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Oleh karena itu, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi sangat penting selama dan setelah banjir untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Mahasiswa Ubhara Jaya Membantu Penanganan Banjir di Bekasi Sumber : ubharajaya 1. Menghindari Penyakit Bawaan Air Air banjir sering kali tercemar oleh limbah, kotoran, dan zat berbahaya lainnya. Kondisi ini menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyebaran berbagai penyakit seperti diare, leptospirosis, demam berdarah, dan infeksi kulit. Dengan menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai alas kaki, dan menghindari kontak langsung dengan air banjir, risiko terjangkit penyakit ini bisa dikurangi. 2. Menjaga Kebersihan Lingkungan Setelah banjir surut, penting untuk membersihkan ruma...
Instalasi Pengolahan Biogas di Swedia sumber : https://www.bright-renewables.com/swedens-first-biogas-ccu-facility-built-by-bright-renewables-and-tekniska-verken/ Kandungan air limbah domestik didominasi oleh senyawa organik yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari yang di dalamnya menyimpan potensi sebagai sumber energi terbarukan melalui pemanfaatan gas metana. Oleh karena itu Pengelolaan gas metana (CH₄)  dari air limbah sangat penting karena juga mampu  mencegah emisi gas rumah kaca. Saat ini ada beberapa metode pengelolaan yang umum digunakan, terutama di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) modern. Air limbah yang diolah secara terpusat sentralisasi atau tersebar desentralisasi memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan. Tentu berbeda dengan sumber energi lainnya yang memerlukan hilirisasi, sumber energi tetap perlu dipandang sebagai alternatif sumber energi terbarukan. 1. Penangkapan dan Pemanfaatan Biogas Gas metana yang dihasilkan dari proses metanogen...

Bagaimana Metana Dihasilkan dari Pengelolaan Air Limbah

Pada postingan sebelumnya (yang ini) telah diulas bahwa  pengelolaan air limbah yang efektif mengurangi pelepasan metana dan nitrogen oksida. Kali ini kita ulas sedikit bagaimana  Metana (CH₄) dihasilkan. Metana (CH₄) dihasilkan dalam proses pengolahan air limbah melalui dekomposisi anaerobik — yaitu penguraian bahan organik tanpa kehadiran oksigen. Proses ini biasanya terjadi di beberapa tahap, tergantung pada bagaimana air limbah dikelola. Secara sederhana diuraikan dari poin-poin sebagai berikut : Proses Dekomposisi Senyawa Organik Air Limbah 1. Kandungan Organik dalam Air Limbah Air limbah dari rumah tangga, industri, dan pertanian biasanya mengandung bahan organik seperti sisa makanan, lemak, protein, dan karbohidrat. 2. Proses Dekomposisi Anaerob Jika air limbah dikumpulkan di tempat seperti kolam stabilisasi (wastewater lagoons) atau sludge digesters (digester lumpur), bakteri anaerob akan mulai memecah bahan organik tersebut. Proses ini terjadi dalam beberapa tah...