Langsung ke konten utama

Instalasi Pengolahan Biogas di Swedia
sumber : https://www.bright-renewables.com/swedens-first-biogas-ccu-facility-built-by-bright-renewables-and-tekniska-verken/

Kandungan air limbah domestik didominasi oleh senyawa organik yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari yang di dalamnya menyimpan potensi sebagai sumber energi terbarukan melalui pemanfaatan gas metana. Oleh karena itu Pengelolaan gas metana (CH₄) dari air limbah sangat penting karena juga mampu mencegah emisi gas rumah kaca. Saat ini ada beberapa metode pengelolaan yang umum digunakan, terutama di instalasi pengolahan air limbah (IPAL) modern. Air limbah yang diolah secara terpusat sentralisasi atau tersebar desentralisasi memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan. Tentu berbeda dengan sumber energi lainnya yang memerlukan hilirisasi, sumber energi tetap perlu dipandang sebagai alternatif sumber energi terbarukan.

1. Penangkapan dan Pemanfaatan Biogas

Gas metana yang dihasilkan dari proses metanogenesis dikumpulkan dan dimanfaatkan sebagai biogas. Langkah-langkahnya meliputi:

Reaktor Anaerobik: Menggunakan biodigester atau anaerobic digester yang dirancang untuk memaksimalkan produksi metana.

Penangkapan Gas: Biogas yang terkumpul mengandung metana (50–70%), karbon dioksida, dan sedikit gas lainnya (H₂S, N₂).

Pemanfaatan Energi: Biogas bisa digunakan untuk:

a. Listrik dan panas: Menggunakan generator gas untuk menghasilkan energi.

b. Bahan bakar: Setelah pemurnian, metana bisa dikonversi menjadi bio-CNG untuk kendaraan.

c. Pemanasan proses: Energi dari biogas juga bisa digunakan untuk memanaskan reaktor anaerob sendiri.

2. Flaring (Pembakaran Metana)

Jika metana tidak bisa segera digunakan, gas ini kadang dibakar secara terkendali untuk mengubahnya menjadi karbon dioksida (CO₂) dan uap air. Ini dilakukan untuk:

a. Mengurangi dampak perubahan iklim (karena metana 25 kali lebih kuat memerangkap panas dibanding CO₂).

b. Menjaga keamanan fasilitas pengolahan agar tekanan gas tidak berlebih.

Reaksi kimianya:

CH4+2O2CO2+2H2O+panas

3. Pemurnian Biogas (Upgrading Biogas)

Metana dalam biogas biasanya dicampur dengan CO₂ dan gas lainnya, jadi perlu dimurnikan agar lebih efisien digunakan. Prosesnya meliputi:

a. Adsorpsi tekanan (PSA): Memisahkan gas berdasarkan tekanan.

b. Absorpsi kimia: Menghilangkan CO₂ dengan bahan kimia tertentu.

c. Membran gas: Menggunakan membran selektif untuk memisahkan metana dari gas lainnya.

Setelah pemurnian, metana bisa memiliki kemurnian hingga 95% dan digunakan sebagai gas alam terbarukan (renewable natural gas/RNG).


4. Injeksi ke Jaringan Gas Alam

Di beberapa negara maju, gas metana hasil pengolahan air limbah yang sudah dimurnikan bisa disuntikkan langsung ke jaringan gas kota, menggantikan gas alam fosil.


5. Monitoring dan Pengendalian Emisi

Untuk mencegah kebocoran metana:

a. Sensor gas: Memantau kadar metana di sekitar IPAL.

b. Sistem kontrol otomatis: Mengatur suhu, pH, dan aliran gas agar produksi metana optimal dan aman.

c. Penyegelan kolam anaerob: Menggunakan penutup geomembran untuk menangkap gas yang keluar dari kolam stabilisasi.


Manfaat Pengelolaan Metana dari Air Limbah

a. Mitigasi perubahan iklim: Mengurangi emisi gas rumah kaca.

b. Energi terbarukan: Memanfaatkan limbah untuk menghasilkan listrik dan bahan bakar.

c. Efisiensi ekonomi: Mengurangi biaya operasional IPAL dengan menggunakan energi dari biogas.

Komentar

Artikel Populer Lainnya

Tantangan Sanitasi di Masa Bencana

Apa yang terlintas di benak kalian ketika terjadi bencana alam? Kondisi yang memprihatinkan, kesedihan, rasa nelangsa Bencana alam yang terjadi tentunya memberikan dampak pada masyarakat dalam jumlah yang relatif besar. Seperti yang terjadi akibat bencana longsor, banjir, gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, dll. Pada masa itu tentu setiap individu memiliki kecenderungan untuk menyelamatkan diri masing-masing. Lain halnya dengan pemerintah yang memiliki tanggungjawab untuk menangani dampak dari bencana tersebut. Penanganan yang dilakukan mulai dari evakuasi masyarakat, penyiapan tenda darurat, dapur umum, sarana air bersih sanitasi, hingga  trauma healing. Hal-hal tersebut memerlukan penanganan yang tepat dan melibatkan berbagai stakeholder agar tidak memberikan dampak turunannnya.  Seperti yang terjadi dalam penyediaan sarana air bersih dan sanitasi,  p enanganan sanitasi di masa tanggap bencana itu sangat penting dan sering kali menjadi salah satu faktor krusial ...

Langkah "Kartini-Kartini" Sanitasi

Perempuan Indonesia saat ini telah banyak berkiprah dalam segala lini kehidupan di masyarakat. Kondisi ini tidak terlepas dari pernan kartini. Baik itu peranan RA Kartini langsung ataupun 'kartini-kartini lainnya yang ada di Indonesia yang menjadi inspirasi bagi jutaan wanita untuk terus berkarya hingga saat ini. Berbagai buah pikirnya yang diperoleh dari pendidikan menjadikan kartini bersemangat untuk mengangkat harkat dan martabat seluruh wanita Indonesia. Alhasil saat ini seluruh perempuan Indonesia sudah mendapatkan peranan dan kedudukan yang setara dengan laki-laki. Dalam hal pembangunan wanita memiliki peran yang tidak kalah pentingnya, salah satu dari sekian banyak perannya ada dalam Pembangunan Sanitasi melalui Program SANIMAS ( Sanitasi Berbasis Masyarakat) . Program SANIMAS sebagaimana telah dilaksanakan sejak tahun 2008 ini memiliki prinsip kesetaraan gender, yang mana melibatkan laki-laki dan perempuan dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari persiapan, perencanaan, ...