Langsung ke konten utama

Save The Earth - Sumur Resapan Langkah Sederhana Kaya Manfaat


Beberapa dari kita mungkin berfikir bahwa kalau bumi juga sesungguhnya menginginkan minum air tawar. Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dunia, khususnya di Indonesia, terutama di lingkungan tempat kita sendiri, maka kebutuhan akan air bersih pun meningkat. Saat ini belum banyak masyarakat yang terlayani akses air bersih melalui PDAM melalui skema perpipaan, sedangkan sebagian besar masih menggunakan air tanah sebagai sumber air.

Saya bisa bercerita demikian, karena hingga saat ini belum ada jaringan perpipaan PDAM di wilayah tempat tinggal penulis. Dengan menggunakan sumber air bersih yang ada, yaitu air sumur sedalam 36 meter, kami sekeluarga pergunakan untuk kebutuhan MCK, sedangkan untuk kebutuhan air minum, kami membelinya dari pengecer yang dijual menggunakan jerigen + 20 Liter dengan harga per jerigennya Rp 2500. Harga tersebut masih di bawah harga galon isi ulang seharga Rp 5000. 

Setelah sekian lama menggunakan air tanah terjadi penurunan muka tanah yang terpantau dan terlihat dari turunnya pagar rumah kami (1 tahun yang lalu atau tepatnya akhir tahun 2016). Saya pikir kejadian semacam ini pasti tidak hanya menimpa saya seorang karena aliran air di bawah tanah. Sebagai langkah penanggulangan dampak penurunan muka tanah, kami berinisiatif membuat sumur resapan dengan memanfaatkan drum bekas sebagai penampungnya.


Bak Penampung Air Hujan Skala Rumah Tangga
Air Hujan menetes ke permukaan genting kemudian menaglir melalui talang air. Kemudian air yang mengalir tersebut ditampung dalam sebuah drum bekas dengan volume + 180 liter. Bak penampung tersebut digunakan untuk mengatur debit yang masuk ke tanah, dengan mempertimbangkan kapasitas air tanah dalam meng-inspirasi /perkolasi air. Tidak ada perhitungan pastinya (harap maklum). Kemudian, jika kapasitas tanah telah melampaui kemampuannya untuk meresapkan air maka bak penampung tersebut ditutup, kemudian air limpasannya dibuang melalui saluran limpasan yang terdapat pada bagian atas drum.

Bak Penampung Air Hujan Skala Rumah Tangga yang Terintegrasi dengan Talang Air
Alhamdulillah dengan langkah yang dilakukan teresebut, kini tidak terjadi penurunan muka tanah dan air tanah di sekitar rumah tetap terjaga jumlahnya.

Demikian langkah sederhana yang kami lakukan.

Komentar

Artikel Populer Lainnya

Langkah "Kartini-Kartini" Sanitasi

Perempuan Indonesia saat ini telah banyak berkiprah dalam segala lini kehidupan di masyarakat. Kondisi ini tidak terlepas dari pernan kartini. Baik itu peranan RA Kartini langsung ataupun 'kartini-kartini lainnya yang ada di Indonesia yang menjadi inspirasi bagi jutaan wanita untuk terus berkarya hingga saat ini. Berbagai buah pikirnya yang diperoleh dari pendidikan menjadikan kartini bersemangat untuk mengangkat harkat dan martabat seluruh wanita Indonesia. Alhasil saat ini seluruh perempuan Indonesia sudah mendapatkan peranan dan kedudukan yang setara dengan laki-laki. Dalam hal pembangunan wanita memiliki peran yang tidak kalah pentingnya, salah satu dari sekian banyak perannya ada dalam Pembangunan Sanitasi melalui Program SANIMAS ( Sanitasi Berbasis Masyarakat) . Program SANIMAS sebagaimana telah dilaksanakan sejak tahun 2008 ini memiliki prinsip kesetaraan gender, yang mana melibatkan laki-laki dan perempuan dalam setiap tahapan pembangunan mulai dari persiapan, perencanaan, ...

Dampak Ekonomi Banjir: Kerugian Hulu-Hilir dan Solusi Mitigasi

Banjir akibat bencana hidrometeorologi merupakan peristiwa alam yang dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi, angin kencang, serta perubahan pola iklim yang tidak menentu. Ketika hujan deras turun dalam waktu yang lama, daya tampung tanah dan sungai menjadi berlebih, menyebabkan air meluap ke pemukiman, lahan pertanian, hingga infrastruktur penting. Fenomena ini semakin diperparah oleh deforestasi, urbanisasi tak terkendali, serta buruknya sistem drainase. Akibatnya, banjir besar melanda berbagai daerah, merusak lingkungan, serta mengganggu aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak ekonomi akibat banjir sangat dirasakan oleh masyarakat di wilayah hulu. Di daerah ini, sebagian besar penduduk bergantung pada sektor pertanian dan kehutanan. Ketika banjir datang, sawah dan kebun terendam air, tanaman mati, dan tanah menjadi rusak. Kerugian finansial tidak hanya berasal dari gagalnya panen, tetapi juga dari rusaknya alat-alat pertanian dan infrastruktur seperti ir...